Mataram - Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Rakyat NTB Menggugat" menolak audiensi bersama Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB Hj. Isvie Rupaeda, pasca ricuh di depan Kantor DPRD NTB, Selasa siang (6/9/2022) sekitar pukul 14.30 Wita tadi.
Humas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram Hamzan Watoni bersama Ketua BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unram Martoni Ira Malik tetap meminta ketua DPRD menemui massa aksi di depan gerbang DPRD NTB.
Kalau kami tidak diberikan masuk berdiskusi secara lesehan di dalam Kantor DPRD. Kami yang minta ibu ketua keluar dari kantor temui kami," kata Hamzan Watoni.
Menurutnya beberapa mahasiswa yang melakukan aksi terpaksa mendorong aparat karena tiga mahasiswa dikabarkan alami luka-luka saat ricuh di gerbang selatan Kantor DPRD NTB di jalan Udayana Kota Mataram.
"Kami siap jamin keamanan ibu ketua DPRD. Kami akan bawa dia keluar menandatangani tuntutan para mahasiswa," kata Hamzan.
Ketua DPRD NTB Hj Isvie Rupaeda pun menemui para mahasiswa di tengah hujan lebat di depan kantor DPRD NTB.
"Begini, apa yang adek rasakan saya rasakan. Anak saya ada yang kuliah juga di Unram. Rasa hormat saya, saya siap hujan-hujanan dengan adek-adek untuk menandatangani tuntutan mahasiswa," kata Isvie.
Menurut Isvie penolakan semua tuntutan ribuan mahasiswa yang berhasil merusak gerbang selatan Kantor DPRD NTB hingga ditarik keluar akan dikirim ke Jakarta melalui mandat DPRD NTB.
"Sesuai mandat kami akan sampaikan penolakan para mahasiswa ini. Semua tuntutan kami akan sampaikan ke pusat," kata Isvie.
Kapolres Kota Mataram Kombes Pol Mustofa mengatakan, jumlah personel yang mengawal mahasiswa sebanyak 850 anggota.
Beberapa di antaranya standby di depan tiga gerbang pintu masuk gedung DPRD NTB jika terjadi chaos.
"Sempat bersitegang. Kondisi ini kita mohon agar jangan anarkis. Kami siap mengawal ketua DPRD NTB bersama mahasiswa," kata Kombes Pol Mustofa.
Beberapa poin tuntutan mahasiswa antara lain ialah menolak tegas kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditetapkan naik pada Sabtu,(3/9/2022) kemarin. Selain itu mendesak pemerintah menangkap mafia minyak dan gas (Migas).
Mahasiswa juga menuntut pemerintah melibatkan masyarakat dalam penyaluran BBM subsidi agar tepat sasaran. Selain itu, mahasiswa juga menuntut DPRD NTB untuk menandatangani pernyataan penolakan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.
Dari pantauan lantangkan, para mahasiswa sempat bersitegang dengan aparat. Aksi saling lempar dengan botol, kayu dan batu pun tak terhindarkan. Tiga di antara mahasiswa Unram luka-luka. Aparat kepolisian terpaksa menyiram massa aksi menggunakan dua mobil water canon memaksa mahasiswa mundur dari gedung DPRD NTB.
Posting Komentar untuk "Demo Mahasiswa di Mataram Tolak Kenaikan Harga BBM Terjadi Ricuh"